Biru hampir saja memulai rencana besarnya malam ini sebelum Svart, kucing hitamnya kembali mendekat. Kucing itu menjulurkan lidah dan menjilati bibir bawahnya ketika tau ia berhasil menyita perhatian majikannya itu.
"Sudah tenanglah, ini tak akan lama" Biru berusaha berbicara pada Svart
Ia melanjutkan membuka penutup ranselnya. Svart menjauh ke area dimana jilatan cahaya lampu portable milik Biru tak mengenainya.
Biru bosan menjadi masyakat kelas dua disini. Gliese, tempat dimana seluruh mahkluk berwarna hijau mendapat tempat yang ia katakan "Sempurna". Rumah yang indah dan tertata di tengah kota, Sekolah yang menghasilkan manusia unggulan dan pekerjaan yang bisa menghasilkan uang dalam jumlah besar sekalipun keringat tak akan keluar.
Svart masih mengawasi majikannya dari bawah rimbunan yang gelap.
Sambil memegang sebuah kapsul bertuliskan Wolley, Biru kini sudah dalam posisi duduk dengan kepala mendongak. Wolley, penemuan berbahaya yang tak mungkin ia dapatkan secara legal. Kapsul yang digunakan oleh para klan seperti Biru untuk merekayasa genetika agar berubah menjadi manusia Hijau, mahkluk penguasa di Gliese. Beberapa ada yang berhasil namun lebih banyak yang mati sia-sia.
Kapsul sekarang tepat diatas mulut Biru yang menganga kemudian jatuh ke saluran tenggorokan, ia memejam sambil berharap ini tak akan sakit. Sepersekian detik Biru tak merasakan apa-apa.
"Hei tak ada reaksi, Svart" adu Biru pada kucingya yang masih memandanginya dari jauh
"Sudah kubilang ini tak la..." belum selesai kalimat yang keluar dari mulutnya Biru merasakan efek dari kapsul Wolley. Badannya panas dan semakin nyeri seperti tertusuk. Ia berusaha berpegangan pada bumi tepat ia terduduk. Teriakannya seperti tertelan oleh rasa sakit yang amat sangat. Svart menyaksikan ini tak kurang dari 2 menit. Sampai akhirnya, warna kulit Biru mulai berubah.
Svart mulai beranjak ingin mendekati Biru, namun langkah kucing hitam itu ragu.
Biru mengatur nafas. Direnggangkannya jari jemari. Senyum Biru merekah.
"Aku sudah hijau sekarang" Biru setengah berteriak
"Svart, aku sudah hijau sekarang. Hahahaha" tawa Biru pada Svart
Benda kecil berwarna kekuningan bergerak bersama darah mulai muncul dari sela-sela sudut mata Biru. Bentuknya seperti larva. Satu, dua, sepuluh dan kelamaan semakin banyak, keluar menyeruak berebut ingin mendahului satu sama lain dari lubang sebesar jarum di sudut mata Biru. Tangan Biru bergetar hebat, tak terkendalikan. Pada akhirnya Lubang pada ujung matanya mulai menutup, campuran larva dan darah juga sudah tak keluar. Degup jantung berjalan lambat dan semakin lambat
Svart sudah tak lagi ditempatnya. Ia pergi. Mencari majikan baru seperti biru namun tak sama dengan biru. Majikan yang bersyukur dengan penampilan yang diberikan tuhan. Tak mencari kesuksesan dengan cara instan.
Biru kini tak menjadi Biru. Tak pula menjadi hijau. Biru kini merah tertidur berselimut darah.
Kapsul sekarang tepat diatas mulut Biru yang menganga kemudian jatuh ke saluran tenggorokan, ia memejam sambil berharap ini tak akan sakit. Sepersekian detik Biru tak merasakan apa-apa.
"Hei tak ada reaksi, Svart" adu Biru pada kucingya yang masih memandanginya dari jauh
"Sudah kubilang ini tak la..." belum selesai kalimat yang keluar dari mulutnya Biru merasakan efek dari kapsul Wolley. Badannya panas dan semakin nyeri seperti tertusuk. Ia berusaha berpegangan pada bumi tepat ia terduduk. Teriakannya seperti tertelan oleh rasa sakit yang amat sangat. Svart menyaksikan ini tak kurang dari 2 menit. Sampai akhirnya, warna kulit Biru mulai berubah.
Svart mulai beranjak ingin mendekati Biru, namun langkah kucing hitam itu ragu.
Biru mengatur nafas. Direnggangkannya jari jemari. Senyum Biru merekah.
"Aku sudah hijau sekarang" Biru setengah berteriak
"Svart, aku sudah hijau sekarang. Hahahaha" tawa Biru pada Svart
Biru bangkit kegirangan. Ia sudah membayangkan bagaimana ia akan hidup menjadi hijau. Tak ada lagi cemoohan, sakit hati dan intimidasi. Dan saat tawanya ingin pecah sekali lagi, nafasnya tersekat. Kepalanya panas. Darah segar mengalir dari lubang hidungnya, sangat deras. Matanya tak sanggup memejam, Urat matanya seperti mendorong ingin keluar.
Svart sudah tak lagi ditempatnya. Ia pergi. Mencari majikan baru seperti biru namun tak sama dengan biru. Majikan yang bersyukur dengan penampilan yang diberikan tuhan. Tak mencari kesuksesan dengan cara instan.
Biru kini tak menjadi Biru. Tak pula menjadi hijau. Biru kini merah tertidur berselimut darah.
Wop, nulis fantasi yg seringkali gak masuk akal itu gak mudah, buat pembaca menerima dan menikmati ke-tak-masuk-akalannya. Dan aku terus aja baca ini sampe akhir,terus terang lah ada bagian2 yg aku lompati, karena aku merinding kali ngebayangin part beberapa saat setelah si biru berubah jadi hijau, serem kali, Dav >_<
BalasHapusAku tau mana yang kau lewatin, Hehehe makasih udah kasih koment rin
HapusSuka sama ceritanya bg davi..😃
BalasHapusMakasih Yun :D Sering main kesini ya
HapusWaa...keren cara berceritanya...tapi endingnya itu tragis...buat yg happy ending la 😁
BalasHapusMakasih, nanti di lain cerita aku buat yang Happy ending ya min heheh
HapusCerita 4 dimensi. Seharusnya biru + hijau = cyan, namun menjadi merah karena tidak melalui proses yang benar
BalasHapusBiru memakan kapsul Wolley, Wolley kebalikan dari Yellow bang.
HapusBiru + Wolley = Hijau, Itu