Adith menuju sudut kamar. Potongan tubuh Rani masih
bertumpuk disana. Bau anyir memenuhi ruangan tak dirasanya.
“Aku takkan melepasmu sayang”
Adith mengambil tangan Rani yang tak utuh, menciumnya sambil
memejam, kemudian diakhiri dengan memasukan jari pucat dan kaku itu ke mulutnya.
Mengunyah tanpa ragu sedikitpun.
Lengan, kaki, kemudian diikuti bagian isi perut Rani.
Aku tegak mengalihkan pandangan. Apa yang merasuki teman
satu asrama ku ini?
Masih kutahan napas agar hilang mualku, lalu memberanikan diri
membungkuk melihat dari sela lubang
kunci. Mayat Rani tak berada di tempatnya. Adith juga.
“Kau sedang apa?” Suara Adith dari belakang sambil menghujam
pinggang kiriku.
Jumlah kata : 100
Picture : Nge-photoshop sendiri
sadistis, liar..
BalasHapusHeheh, makasih mas arif
HapusHa,a,a,a,a,a *mangap* *sadisgariskeras*
BalasHapusHihihi..baru belajar iyah. Mingkem lah :D
HapusAku mewakili tokoh aku, mau teriak "Aaaaaaaaa...."
BalasHapusSudah gitu aja
Kak Rin, mau dijadiin tokoh selanjutnya?
Hapusudah gtu aja, aku kecewa, sama seperti mau makan nasi udah ambil piring ternyata nasi gak ada, kurang panjang ini brooo
BalasHapus