Waktu itu musim panas (Musim panas adalah musim ke
tiga yang paling dibenci setelah musim sakit dan musim maling di Indonesia.
Karena apa? Karena di musim panas orang – orang jadi males mau ngapa – ngapain.
Cuma satu yang enak kalo musim panas adalah muter lagu Smash Slow di kamar plus minum jus jeruk seger. Mau
pergi sekolah kepanasan, mau pergi kuliah gerah, mau pergi beli baju gak punya
duit, ya oma, ya oma) , awak untungnya udah naik didalam angkot yang saat ini
tengah melaju. Menikmati tiupan sepoi–sepoi angin dari jendela angkot. Rambut
awak ke kanan dan ke kiri. Sesekali awak lihat penumpang lain dengan tak
bersemangat, karena hanya ada dua orang penumpang selain diri awak. Satu adalah
perempuan dengan rok sepan yang seksi, kerah baju yang rendah, tapi ditaksir
dari usianya tidak lebih muda dari nenek di kampung. Dan yang satu lagi pria
muda dengan setelan kemeja rapi (warna pink) lagi bertelephone ria dengan
pasangannya(sepertinya). Dari percakapan terakhir awak mendengar “Bay, Cin..laf
yu tu”.
Semuanya berjalan menjenuhkan bagi awak siang ini,
sampai angkot yang awak berhenti tiba-tiba. Cukup lama juga. Menurut awak ada
dua hal penyebab supir angkot berhenti lama. Pertama, ngetem cari penumpang.
Kedua, supir angkot mau muter balik ke pangkalan, jadi penumpang yang ada
dicampakkan tak berdaya ke angkot lain. Tapi sepertinya hari ini hal pertamalah
yang berlaku. Seorang cewek berpenampilan anggun menjejakkan kaki di angkot
yang awak tumpangi. Dari awal kepala tu cewek nongol di pintu angkot, wanginya
udah harum kali. Perpaduan antara ekstrak mawar dengan durian (terbayang gak?).
Awak langsung ambil posisi yang nyaman agar bisa menikmati keindahan ciptaan
tuhan ini. Tapi tuhan berkata lain, justru si cowok berbaju pink duduk berhadap
– hadapan dengan bidadari dari angkot ini. Awak menatap kecewa. Tapi ya
sudahlah.
Perjalanan dimulai lagi, awak duduk berhadapan
dengan nenek sexy, sementara si cowok berbaju pink duduk berhadapan dengan
cewek cakep. ¯…Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan,sayang
engkau tak duduk disampingku kawan…¯Suara
tape angkot mengalunkan tembang lawas
dari Ebit G Ade. Pas memang. Tapi duduk di depan nenek ini, walaupun tidak
menyenangkan lebih beruntung dari pada duduk di depan orang memiliki gangguan
kejiwaan. Pernah suatu kali awak pulang dari hajatan. Di seputaran Sukaramai
naiklah seorang bapak memakai peci dengan setelan jas hitam, mungkin umurnya
sekitar 50-an. Setelah mengambil tempat duduk tepat di depan awak, angkotpun
berjalan. Belum jauh melaju, suasana angkot ricuh. Bapak yang barusan naik,
mulai berceracau aneh.
“Semua menjadi TUMBAL”
“Menjadi TUMBAL, TUMBAL, TUMBAL,BAL..BAL..”
“Semua akan MATI”
Penumpang lain bingung,Awak langsung pucat. Awak
teringat film Final Destination. Apa mungkin angkot ini akan tabrakan, dan
kemudian semua penumpangnya tewas? Apa awak yang menyadari ini kemudian turun
bersama beberapa penumpang angkot yang lain bisa terhindar dari kecelakaan?
Kemudian setelah selamat kami akan mati secara mengenaskan? Apakah Melinda Dee,
Dewi Persik dan Julia Perez saudara sekandung?
Suasana angkot sedikit gaduh dan mencekam, awak yang
kurang beruntung duduk di depan bapak yang-memakai-jas-dan-kurang-waras, lebih
gaduh dan mencekam lagi. Awak mau pura-pura gila juga, maksudnya agar terhindar
dari marabahaya. Tapi setelah awak pikir-pikir lagi kayaknya itu ide yang
tergesa-gesa. Mungkin awak selamat dari gangguan si bapak, tapi siapa yang bisa
menjamin awak tidak dijebloskan ke Mahoni[1].
Akhirnya berkat inisiatif si abang supir, bapak yang-memakai-jas-dan-kurang-waras
itu langsung diturunkan. Semua penumpang tanpa dikomando sujud syukur penuh
sukacita.
Makanya saat ini walaupun di depan awak nenek yang
kurang menyadari betapa kisut kulit ari-nya, awak senyum. Permasalahan terletak
bukan pada, siapa yang berada di depanmu? Tetapi Mengapa dia ada di depanmu?
[1] Sebuah Rumah Sakit Jiwa di
seputaran jalan Mahoni, Medan. Untuk akses angkot kesana bisa menggunakan 125
Rahayu.
0 komentar: