“Pinggiiir, Baaang!!” teriak awak, angkot segera menepi.
Awak langsung lari menuju kerumunan orang yang menatap papan putih di luar
stadion Teladan. Lari, tahan napas biar buncit awak gak kemana-mana. Geser
sana-sini, nyempil kanan-kiri, akhirnya sampailah awak di depan papan
pengumuman. Awak melongo. Nama awak ada di urutan pertama dalam daftar. Ya,
kemarin awak dengan penuh percaya diri mengikuti seleksi masuk tim
kebanggaannya Kota Medan, PSMS. Diikuti oleh lima ratus dua puluh peserta
seleksi awak berhasil menyikut pesaing – pesaing awak antara lain Taufik
Hidayat, Chris John dan Anang Hermansyah. Dan sekarang awak lolos. Bagoooos.
JJJ
Hari ini adalah latihan perdana awak dan tim PSMS
Medan. Oiya, ini adalah tim pertama awak dalam dunia sepak bola professional.
Dahulu awak maen bola TARKAM a.k.a Antar Kampung, yang sepak bolanya masih nyeker alias gak pake sepatu. Banyak
juga tim yang pernah awak bela antara lain Macan KBR (KBR singkatan dari
kuburan). Trus pernah juga awak membela tim GARUDA, singkatan dari Gang
RambUtan DAlem.
“Oke, selain factor teknik, yang terpenting adalah
focus terhadap lawan, kawan dan bola” kata assisten pelatih tim PSMS Medan
menyadarkan lamunan awak. Bersama yang lain mereka sudah berbaris rapi di
pinggir lapangan.
“Tanpa Fokus kalian akan kebingungan dalam melakukan
kerja sama tim,” sambungnya lagi. Awak manggut – manggut dengerin arahan dari
assisten pelatih. “ Nah sekarang head
coach Raja Isa akan memberikan informasi” kata assisten sembari menyilahkan
head coach untuk maju.
“Baiklah, kalian adalah tim dari PSMS sekarang. Dan
untuk melatih mental kalian bertanding, dua minggu lagi akan ada pertandingan
persahabatan dari premiere ligue yaitu Arsenal” ujar head coach tegas. “ Dan
pertandingan ini akan disiarkan live, jadi keluarkan semua kemampuan terbaik
kalian”. Kontan saja kami pemain – pemain yang notabene adalah pemain baru
seumur jagung sumringah. Apalagi awak yang juga nge-fans kali sama tim Arsenal.
Kayak dapet durian runtuh, udah keterima di tim PSMS Medan dan sekarang dapat Sparingfatner ama tim Arsenal…J
MMM
Akhirnya dua minggu yang dinanti – nanti awak dan
seluruh pemain tim PSMS Medan datang jua. Pertandingan yang diharapkan menjadi caps pertama awak untuk tim ini. Dan
ambisi pribadi awak adalah dapat bermain baik dan masuk timnas.
Didalam
ruang ganti.
“Oke,
pemain – pemain yang turun kali ini adalah anggota tim yang baru direkrut musim
ini” kata Head Coach.
“Udin”
“Ok,
Coach”
“Paidi”
“Siap,
Coach”
“Rodiah”
“Beres,
Coach”
Awak
baru sadar, Rodiah adalah nama nenek awak. Lupakan.
“Dan
yang terakhir, Davi”
Awak
pengen jawab “Oke, dech kakak…” karena Untuk pemain special, jawabanya juga
harus special. Tapi awak urungkan.
“Siap,
Coach” jawab awak.
“Formasi
yang dipakai kali ini.. bla…bla…bla…” awak sudah tidak mendengarkan lagi
instruksi pelatih. Yang awak pikirkan adalah tugas makalah dari dosennya
(sumpah, ini gak nyambung kali)
“Dan
sekarang adalah waktunya” kata Head Coach
Raja Isa terakhir kali sebelum tim ini dengan baju hijau kebanggaan turun
untuk bertanding. Lalu semuanya mengulur dan menyatukan tangan mirip maen
wangwer (hompimpa) berteriak, “PSMS…. Woi…..” semuanya tampak bersemangat.
Suasana stadion Teladan menghijau dan gegap gempita,
puluhan suporter bersorak – sorak bergembira…bergembira semua¯¯….. Pertandingan hari ini
sangatlah langka dan menarik karena pertandingan kali ini menghadirkan dua tim
besar antara PSMS Medan melawan Arsenal dari tanah Britania, dalam pertandingan
persahabatan sebelum liga bergulir. Penonton begitu antusias menyaksikannya.
Mereka memadati stadion kebanggaan orang
Medan ini. Ada yang di tribun terbuka,ada yang di tribun tertutup, ada yang di
Vip, di toilet lagi pipis, di kolong meja, di langit – langit rumah…hech..ini
supporter ato sarang laba – laba….?
Sementara di tengah lapangan seraya berkumandang
lagu Indonesia Raya sebelum pertandingan dimulai, penonton tampak kagum melihat
pemain – pemain Eropa yang tinggi besar, ganteng pula, ada di hadapan mereka.
Siapa yang tak kenal Van persie, Theo Walcott atau Jack Willshere di kubu
arsenal. Sementara di tim tuan rumah juga tak kalah hebat ada Bang Markus,
kipper timnas kita. Awak sendiri Bernomor punuk eh punggung 41( nomor yang sama
dengan angkot yang biasa awak ditumpangi pulang- pergi kuliah) tampak senyum
menawan., Di atas nomor tecantum nama DAVI. Awak bangga memakai kostum Ayam
Kinantan, sebutan untuk tim PSMS, makanya senyum mengembang terus menghiasi
bibir awak yang sexy ini. Tapi lain keadaan di bangku penonton, semua tampak
cemas melihat kearah awak berdiri, tampang awak memang jauh dari meyakinkan.
Badan yang rapuh, memprihatinkan, kurus tak berotot mirip sumpit, wajah juga
gak mencerminkan seorang pesepakbola, jangankan professional, amatir juga
enggak. Kasian……..L
Awak
emang udah punya firasat bakal di giniin, huch…..but life must go on, orang –
orang besar juga sebelum sukses di hina dina dulu. Sebelum akhirnya mati, eh
sukses.
“Jangan
lihat awak dari fisik, lihatlah kedalam hati awak, kalian akan menemukan
seorang pesepakbola handal” backsound jeritan hati awak.
Priiiiiiiiiiiiiiiiiiit………….
akhirnya peluit kick off dimulai.
Inilah
saatnya awak menunjukan ketampanan dan keahlian awak mengolah si kulit bundar.
U “Saatnya kick
off di mulai sodara – sodara, ini adalah pertandingan antara PSMS Medan melawan
Arsenal” suara dari corong milik komentator.
U“Pertandingan
ini di sponsori sepenuhnya oleh HP kexian, bersama saya Ramot Simanjuntak akan
menemani anda mengikuti jalannya pertandingan” sambung si komentator lagi.
Permaianan berlangsung sangat seru, bola mengalir
dari kaki ke kaki, dari pintu ke pintu (emangnya salesmen) dengan sangat cepat.
Dan tibalah waktu seorang yang tak di harapakan supporter membawa bola, adalah
awak.
“Sekarang
ini lah saatnya, cepirit eh sepirit…” ujar awak semangat.
Bola
awak giring dengan cepat tanpa takut pada pemain lawan, tatapan fokus hanya
pada bola. Skill seperti pemain berkelas
wahid. Perpaduan antara Cristiano Ronaldo dan Tince (Tince adalah nama tukang
salon di depan gang). Bola juga tak lepas dari awak
U“Ya….ini lah
pemain pendatang baru, Davi dengan nomor pungung 41 membawa bola” teriak
komentator ber api – api, mungkin komentatornya lagi menyulut kompor Hock. Mendengar itu, ntah kenapa awak
semakin bersemangat mendribling bola.
U“Satu, dua,
tiga, enaam pemain di lewatinya……….tapi…..” Teriak komentator.
Kemudian
setelah enam pemain di lewati tak ada lagi penjagaan yang berarti. Awak tinggal
berhadapan dengan penjaga gawang. Dan begitu awak melihat ada celah tepat di
bawah selangkangan, 3 centi di bawah kantong menyannya kiper langsung awak tendang kuat.” GOLLLL………”
teriak awak , sambil berselebrasi muter – muter kayak Tapir kena Maagh.
Eits….tapi
ko’ kayaknya gak ada sorak kegirangan dari supporter ? seluruh isi stadion
hanya terperangah. Dan pemandangan apa yang terjadi di hadapannya sekarang?.
Mampus, gawang yang jebol adalah gawang tim awak sendiri.
Pemain
Arsenal diam, penonton diam, pelatih diam, murid murid di kelas juga diam,
semua orang diam. Sekitar beberapa detik baru menyoraki.
“Pemaen
goblok, tolol, anak haram, di lakhnat Allah kau” teriak para penonton.
“Ia
nich,anak dungu, idiot merusak dunia persilatan eh persepakbolaan aja ko” sahut
yang lain.
“Ya
Allah, cabut lah nyawaku sekarang, awak pasrah ya Allah” awak berdo’a sekuat
tenaga.
ketephak…sandal
jepit melayang ke kepalanya. Ternyata sandal jepit ini baru DEPE nya
selanjutnya….botol air mineral, sepatu, kotak kue, kulit kacang, kayu, batu,
pasir, semen menyusul.
Awak masih
terpelongo tak berdaya di tengah lapangan ini. Tapi tiba – tiba beberapa anak
Es Em A berlari kearah awak. Awak berusaha menghindar, karena kata pribahasa
orang dulu lebih baek sakit gigi dari pada di keroyok anak SMA, yaiyalah… namun
entah mengapa tubuh awak membeku kayak patung liberty.
Plak..pluk..cekueng..cekebut…ketepuk…M+~!kontan aja wajah innocent
awak yang lebih mengarah ke bego ini jadi sasaran empuk penonton. Dari suasana
hirukpikuk kerumunan orang tiba-tiba ada suara.
“Dek…Dek..”
“Turun
dimana kau”
Kok
gak sesuai setting stadion ya, awak bepikir tentang suara yang ada.
Awak
bangun.
Fiuhh,,,,,,,,
untung Cuma mimpi, dan supir angkot udah banguni awak. suasana ankot sepi
karena udah di pangkalan akhir.
“AdEk,turon
dimana? Zudah sampai pangkalan ini”
Awak
nyapu liur.
“Ia
bang ni mau turun” jawab awak bangkit.
Awak berjalan menuju warung diseputaran pangkalan
angkot. Mungkin segelas teh manis dingin bisa mengembalikan Roh yang belum
sempurna ini. Sambil menyeruput teh manis awak berfikir, didalam mimpi saja
terkadang kita bisa menderita kegagalan, apalagi di alam nyata, yang semua
sudah di atur oleh sang penguasa. Jadi kenapa harus takut gagal, toh kegagalan
akan menyadarkan kita, bahwa kita tidak sedang bermimpi.
0 komentar: